Penolakan itu disampaikan warga melalui aksi massa di depan sekolah. Bagi warga, rencana pembangunan ruko di areal sekolah itu hanya semata-mata untuk tujuan bisnis dan sangat mengabaikan arti penting pendidikan.
Selain itu, menurut pengakuan warga, proses penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh pengembang ruko tersebut tanpa sepengetahuan warga dan pihak kelurahan setempat.
Pengembang yang berniat membangun ruko di atas sekolah itu bernama William Effendi. Rencana pembangunan ruko itu sudah muncul sejak tahun 2006, tetapi langsung mendapat perlawanan warga dan orang tua murid. Akhirnya, IMB-nya pun ditangguhkan.
Akan tetapi, pada 9 Agustus kemarin, pihak pengembang kembali memulai rencananya. Pihak pengembang mengklaim sudah mendapat ijin dari Pemerinta Kota (Pemkot) Makassar.
Warga sangat marah dengan ulah pengembang itu. Dalam aksi siang tadi, warga secara simbolis menyegel sekolah tersebut. “Tidak dapat dibenarkan adanya pendirian ruko di dalam sekolah,” kata Sjarif, salah seorang perwakilan warga.
Selain orang tua murid dan warga, aksi massa ini juga mendapat dukungan dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI). Wahida, Ketua SRMI Sulsel, mempertanyakan pengesahan IMB oleh Dinas Tata Ruang Kota Makassar tanpa sepengetahuan warga masyarakat dan Kepala Lurah.
Selain itu, menurut Wahida, pengalih-fungsian sarana pendidikan untuk tujuan bisnis sangat bertentangan dengan pembukaan UUD 1945, yakni tugas negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam aksi siang tadi, perwakilan warga dan orang tua murid sempat berdialog dengan pihak Kelurahan Gaddong. Lurah Gaddong, Arifin, mengaku tidak mengetahui perihal diterbitkannya IMB untuk pengembang tersebut.
Lurah Gaddong juga berjanji akan menyampaikan persoalan ini kepada Walikota Makassar.(firman)
Warga Gaddong Tolak Pembangunan Ruko Dalam Sekolah
4/
5
Oleh
ok
