Melanjutkan perjalanan ke
Laos melalui darat dengan bus, kini menempuh jarak kurang lebih seharian penuh,
jalan yang kami lalui adalah rangkaian pegunungan yang indah daerah ini
merupakan Ho Chi Minh Trail, jalur yang konon kabarnya disiram dengan senjata
kimia oleh tentara Amerika untuk memakasa keluar tentara Vietnam dari hutan
sekaligus mencegah logistik dari utara Vietnam menuju ke selatan.
Selain berkelok jalan
yang ditumpuh menuju Laos cukup terjal kadang menanjak dan penurunan, perjalan
ke Laos adalah mungkin perjalanan yang paling misterius karna sebebelumnya
belum banyak data yang kami punya mengenai negara ini, yang saya tahu bahwa
negara ini salah satu dari 5 negara komunis
Perjalanan yang di
rencanakan memakan waktu 24 jam ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan
kami tiba subuh hari pada saat Viantiane masih terlelap, saya dan teman2
memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat kota Vientiane karena kebetulan chek ini
di hotel baru bisa pada pukul 12.00 waktu setempat.
Viatiane menghadap
sungai Mekong yang kebetulan lagi kering, salah satu yang menjadi ikon kota
yakni patung raja pertama mereka masih tersisa bunga dan sesajen bekas
sembahyang, kami mengambil beberapa foto sebagai kenangan di Laos.
Akhirnya jam
menunjukkan pukul 12 siang artinya kami sdh bisa chek in diguest house untuk
sekedar merebahkan badan seusai perjalanan yang cukup panjang, saya beristirahat
dan kemudian memberi waktu ke tubuhku
untuk mengatur kembali alur dan jalanya darah agar ketika terbangun bisa lebih
segar.
Setelah istirahat dianggap
cukup saya bersiap untuk berkeliling melanjutkan perjalanan menjajaki Kota dan
menambah koleksi souvenir dari negara ini, kami memilih berjalan kaki saja
karena kota Vientiane nampaknya tidak terlalu besar dan sembari menikmati udara
sore.
Karena perut agak lapar
kami menyempatkan menyinggahi salah satu warung yang ada dikota Viantiane,
warung halal, agak mudah ditemui disini, ada warung milik orang Bangladesh,
kita makan dengan lahap karena sewaktu
di kamboja dan Vietnam agak sulit menemui warung halal seperti ini.
Warung Jawa di Laos
Hari kedua kami diundang ke KBRI Laos, kunjungan
kami ini langsung diterima oleh bapak duta besar, pak kedubes menjelaskan
panjang lebar soal kondisi ekonomi, politk serta sosial budaya Laos.
Saya sempat bertanya kepada Pak kedubes mengapa
Laos kurang maju dalam hal ekonomi tidak seperti tetangganya Vietnam dan
Kamboja, Jawabanya tegas karena Laos tak punya laut sehingga menurutnya
interaksi negara lain khususnya di bidang ekonomi saangat kurang. Mereka harus
menumpang pelabuhan Thailand atau Vietnam.
Habis diskusi diKedubes kami diajak makan Staf
Kedubes, eh ternyata Rumah Makan yang kami singgahi adalah Warung Jawa milik Mas eko, walau
warung milik orang jawa namun menu di hidangannya ada juga rendang.
Selepas santap kami kembali ke Kedubes untuk
diskusi sejenak, salah seorang teman bertanya kenapa sepanjang jalan menuju
laos tidak ditanami tanaman sehingga lebih produktif, jawaban dari Staf Kedubes
cukup mengejutkan, kenama lahan tidak ditanami menurut staf kedubes ini karena
di daerah itu sudah ditanami Ranjau Darat oleh Amerika sewaktu terjadi perang
IndoChina.
Malam hari kami berkunjung ke Night market yang
ada di kota viantiane di pinggir sungai Mekong, kami mencari beberapa souvenir
untuk oleh-oleh kepada keluarga dan teman ketika kembali ke tanah air, menurut
saya penataan pedagang di Kota ini cukup baik karena pedagang kaki lima begitu
teratur menata dirinya menjelang sore hingga tengah malam.
Esok hari kami diterima di salah satu kampus yang
ada dilaos, kami diterima oleh dekan dan staf kampus, kami mengira di laos
tidak ada presentasi, namun ternyata pihak kampus mengaharapkan kami memberi
presentasi, alhasil karena saya batal presentasi di Kamboja, maka dilaos sy
beranikan diri untuk berbicara dalam bahasa inggris judul makalah yang saya
presntasikan adalah seputar “tranformasi oligarki orde baru di era reformasi”
setelah presentasi saya menunggu tanggapan dari forum, namun ngga ada satupun
yang bertanya tentang tema saya, mungkin karena makalahnya terlalu ribut.
Kami meninggalkan Laos dalam pukul 11.00 akhirnya
rangkaian tur kami selesai dan menuju ke Malaysia untuk kemudian transit menuju
Makassar, sungguh perjalanan yang panjang namun menyenangkan, banyak pengalaman
dan pelajaran yang saya pribadi dapatkan dari perjalanan ini, terima kasih buat
semua teman-teman dan special untuk pak NB.
Berkunjung ke Negeri Seribu Gajah (Laos)
4/
5
Oleh
ok