Saturday, October 24, 2015

Berkunjung ke Negeri Seribu Gajah (Laos)






Melanjutkan perjalanan ke Laos melalui darat dengan bus, kini menempuh jarak kurang lebih seharian penuh, jalan yang kami lalui adalah rangkaian pegunungan yang indah daerah ini merupakan Ho Chi Minh Trail, jalur yang konon kabarnya disiram dengan senjata kimia oleh tentara Amerika untuk memakasa keluar tentara Vietnam dari hutan sekaligus mencegah logistik dari utara Vietnam menuju ke selatan.

Selain berkelok jalan yang ditumpuh menuju Laos cukup terjal kadang menanjak dan penurunan, perjalan ke Laos adalah mungkin perjalanan yang paling misterius karna sebebelumnya belum banyak data yang kami punya mengenai negara ini, yang saya tahu bahwa negara ini salah satu dari 5 negara komunis

Perjalanan yang di rencanakan memakan waktu 24 jam ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan kami tiba subuh hari pada saat Viantiane masih terlelap, saya dan teman2 memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat kota Vientiane karena kebetulan chek ini di hotel baru bisa pada pukul 12.00 waktu setempat.

Viatiane menghadap sungai Mekong yang kebetulan lagi kering, salah satu yang menjadi ikon kota yakni patung raja pertama mereka masih tersisa bunga dan sesajen bekas sembahyang, kami mengambil beberapa foto sebagai kenangan di Laos.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 12 siang artinya kami sdh bisa chek in diguest house untuk sekedar merebahkan badan seusai perjalanan yang cukup panjang, saya beristirahat dan kemudian memberi  waktu ke tubuhku untuk mengatur kembali alur dan jalanya darah agar ketika terbangun bisa lebih segar.

Setelah istirahat dianggap cukup saya bersiap untuk berkeliling melanjutkan perjalanan menjajaki Kota dan menambah koleksi souvenir dari negara ini, kami memilih berjalan kaki saja karena kota Vientiane nampaknya tidak terlalu besar dan sembari menikmati udara sore.

Karena perut agak lapar kami menyempatkan menyinggahi salah satu warung yang ada dikota Viantiane, warung halal, agak mudah ditemui disini, ada warung milik orang Bangladesh, kita  makan dengan lahap karena sewaktu di kamboja dan Vietnam agak sulit menemui warung halal seperti ini.


Warung Jawa di Laos

Hari kedua kami diundang ke KBRI Laos, kunjungan kami ini langsung diterima oleh bapak duta besar, pak kedubes menjelaskan panjang lebar soal kondisi ekonomi, politk serta sosial budaya Laos.

Saya sempat bertanya kepada Pak kedubes mengapa Laos kurang maju dalam hal ekonomi tidak seperti tetangganya Vietnam dan Kamboja, Jawabanya tegas karena Laos tak punya laut sehingga menurutnya interaksi negara lain khususnya di bidang ekonomi saangat kurang. Mereka harus menumpang pelabuhan Thailand atau Vietnam.

Habis diskusi diKedubes kami diajak makan Staf Kedubes, eh ternyata Rumah Makan yang kami singgahi  adalah Warung Jawa milik Mas eko, walau warung milik orang jawa namun menu di hidangannya ada juga rendang.

Selepas santap kami kembali ke Kedubes untuk diskusi sejenak, salah seorang teman bertanya kenapa sepanjang jalan menuju laos tidak ditanami tanaman sehingga lebih produktif, jawaban dari Staf Kedubes cukup mengejutkan, kenama lahan tidak ditanami menurut staf kedubes ini karena di daerah itu sudah ditanami Ranjau Darat oleh Amerika sewaktu terjadi perang IndoChina.

Malam hari kami berkunjung ke Night market yang ada di kota viantiane di pinggir sungai Mekong, kami mencari beberapa souvenir untuk oleh-oleh kepada keluarga dan teman ketika kembali ke tanah air, menurut saya penataan pedagang di Kota ini cukup baik karena pedagang kaki lima begitu teratur menata dirinya menjelang sore hingga tengah malam.

Esok hari kami diterima di salah satu kampus yang ada dilaos, kami diterima oleh dekan dan staf kampus, kami mengira di laos tidak ada presentasi, namun ternyata pihak kampus mengaharapkan kami memberi presentasi, alhasil karena saya batal presentasi di Kamboja, maka dilaos sy beranikan diri untuk berbicara dalam bahasa inggris judul makalah yang saya presntasikan adalah seputar “tranformasi oligarki orde baru di era reformasi” setelah presentasi saya menunggu tanggapan dari forum, namun ngga ada satupun yang bertanya tentang tema saya, mungkin karena makalahnya terlalu ribut.

Kami meninggalkan Laos dalam pukul 11.00 akhirnya rangkaian tur kami selesai dan menuju ke Malaysia untuk kemudian transit menuju Makassar, sungguh perjalanan yang panjang namun menyenangkan, banyak pengalaman dan pelajaran yang saya pribadi dapatkan dari perjalanan ini, terima kasih buat semua teman-teman dan special untuk pak NB.


Related Posts

Berkunjung ke Negeri Seribu Gajah (Laos)
4/ 5
Oleh