Malam
itu dia datang menggorok leher istrinya, entah apa yang ada di pikiranya, hanya
karena berselisih paham persoalan lahan dia tega berkomplot dengan anaknya
untuk menghabisi nyawa istrinya sendiri.
Sebidang
tanah pertanian yang tiap harinya dia olah untuk menutupi kebutuhan keluarganya,
tiba-tiba harus dia relakan untuk di jual, ide itu muncul dari istrinya yang
tak tahan lagi tinggal di desa, padahal waktu itu kebanggaan seorang pria
terletak pada lahan yang dimilikinya.
Film
ini berkisah tentang pengakuan seorang petani yang pembunuh istrinya. Cerita
dipaparkan dari perspektif Wilfred James, narator yang mengaku telah membunuh
istrinya, Arlette, dengan putranya di sebuah rumah yang terletak di tengah
ladang jagung yang luas di Nebraska, Amerika Serikat. Film ini diadaptasi dari
novel karya Stephen King.
Sebelumnya
Arlette sudah mengatakan bahwa ia akan menjual tanah warisan tersebut karena keinginannya pindah ke kota
untuk memulai usaha yang baru dan seorang Tuan Tanah sudah menyanggupi
harganya. Arlette tak suka kehidupan didesa, dia memimpikan hidup di kota yang
bergelimang cahaya dan berupaya menjelaskan ke suaminya bahwa di kota dia akan
mendapat pekerjaan yang lebih layak, uang hasil penjualan itu akan dia jadikan
modal usaha.
Tapi
Wilfred nampaknya tidak menginginkan kehidupan seperti itu, mereka berdebat dan
tak satupun yg mengalah. Wilfred ngotot bahwa tak ada yang bisa dikerjakanya di
kota jika kelak istrinya menjual tanah tersebut.
Malam
yang naaspun datang, bersama anak lelakinya dia merencanakan pembunuhan,
anaknya bertanya "apakah tidak ada ada cara yang lain ayah"?
"Tidak ada nak..ini satu-satunya" jawab Si Bapak
Dengan
langkah perlahan, Wilfred mengendap-endap dikamarnya sendiri, anaknya ditugasi
menutup kepala ibunya dengan bantal, sementara dia yang bertugas menggorok
leher. ..serrrrr darah mengalir kemana-mana...
Setelah
istrinya meregang nyawa, keduanya mengubur jasad di sebuah sumur tua. Agar
pembunuhanya tak tercium, dia lalu menembak salah satu sapi yg dia punya dan
melemparkanya juga kedalam sumur tersebut. Namun, setelah Wilfred mengubur
tubuh istrinya, ia mendapati dirinya diteror oleh kumpulan tikus dan hidupnya
mulai terungkap dan yakin bahwa istrinya tengah menghantuinya
Pembunuhan
tersebut tidak menyelesaikan masalahnya,
keuanganya semakin memburuk, anaknya melarikan diri bersama pacarnya dan hidup
menggelandang dan terpaksa harus melakukan berbagai aksi perampokan.
Akhirnya
Wilfred harus rela melepaskan tanahnya untuk melunasi utang-utangnya dan
terpaksa terlempar jadi buruh diperkotaan. Ia mendatangi koleganya mencoba
menjual tanah itu kepadanya, namun balasan yang dia dapat malah penolakan dan temanya
yang sekaligus juga besannya menyarankanya menjual tanah tersebut ke bank."tanah
itu telah di kutuk "ucapnya.
***
Film
ini menarik karena berupaya menggambarkan bagaimana kapitalisme awal tumbuh di
amerika, lahan-lahan pertanian perlahan mulai terkonsentrasi pada segelintir
Tuan Tanah.
Kedua,
film ini memperlihatkan bahwa persekongkolan tuan tanah dengan para bankir rakus
untuk menguasai lahan-lahan pertanian dan melemparkan para petani menjadi buruh
diperkotaan.
Ketiga,
dilema godaan kehidupan borjuis di perkotaan yang selalu disimbolkan dengan
kemajuan kontras dengan kehidupan dipedesaan yang sepi namun bersahaja.
Netflix
telah merilis klip film orisinal 1922 diadaptasi dari novel karya Stephen King.
Ditulis dan diarahkan oleh Zak Hilditch, 1922 ditayangkan Netflix sejak Oktober
2017. Film ini akan diputar secara perdana di Fantastic Fest di Austin, Texas.
Selain
Thomas Jane, Molly Parker dan Dylan Schmid, 1922 juga dibintangi oleh Kaitlyn
Bernard, Brian D’Arcy James dan Neal McDonough.
Penulis
Hardiman W
1922; Tanah dan Kehormatan Seorang Lelaki
4/
5
Oleh
ok